"Tidak tinggal lagi umur bagi aku melainkan beberapa hari yang boleh dikira. Sesungguhnya aku sedang mencium bau syurga dari belakangnya. Jangan lupa wahai saudaraku untuk mendoakan aku."
"Setiap apa yang berlaku padaku atau yang menuduhku daripada ijtihadku, maka aku harap ia tidak terlepas dari ganjaran ijtihad." ~ Kalam terakhir ketika ditelefon Al-Habib Ali Al-Jufri
✿*~ Kalau suka entry ni, sila tekan LIKE ye...Sharing is caring ^_^ ~*✿
"Setiap apa yang berlaku padaku atau yang menuduhku daripada ijtihadku, maka aku harap ia tidak terlepas dari ganjaran ijtihad." ~ Kalam terakhir ketika ditelefon Al-Habib Ali Al-Jufri
"Para ulama seumpama bintang dilangit yang menjadi petunjuk kepada para pengembara, maka apabila mereka tiada, pengembara akan hilang pedoman dan langit menjadi suram tiada lagi berseri.
Hadiahkanlah Al-fatihah kepada dua orang tokoh ulama ini.
Kedua-duanya menemui Sang Penciptanya pada 22 Mac ...
Kedua-duanya menemui Sang Penciptanya pada 22 Mac ...
JANGAN MUDAH TERHASUD OLEH MEDIA SALAFI-WAHABI
“Hati-hatilah dengan Berita Buruk di Media Mengenai Syekh Al-Bouthiy”
Kebanyakan berita-berita buruk mengenai Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy sengaja disebarkan oleh kelompok Salafi-Wahabi melalui website-website mereka seperti Arrahmah.com, Voa-Islam dan selainnya. Hal itu dilakukan karena mereka memang punya dendam lama terhadap Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy jauh sebelum terjadinya konflik Suriah, kerana Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy dikenal sebagai ulama yang memegang teguh faham Ahlussunnah wal Jama’ah.
Selain itu juga Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy termasuk salah satu ulama yang tegas mengkritisi cara dakwah kaum Salafi-Wahabi yang cenderung menggunakan kekerasan akibat pola fikir mereka yang jumud terhadap ilmu agama Islam. Beliau menulis sebuah kitab yang berjudul “Al-La Madzhabiyyah Akhtaru Bid’atin Tuhaddidu asy-Syari’ah al-Islamiyyah (Tidak Bermadzhab adalah Sebesar-besar Bid’ah yang Mengancam Syari’ah Islamiyah)”, sebagai pukulan keras terhadap kaum Salafi-Wahabi yang tidak mau bermadzhab.
Dalam salah satu kitab karyanya yang paling popular “Al-Jihad fi al-Islam (Jihad dalam Islam), Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy menunjukkan bagaimana pemahaman yang buruk tentang istilah jihad telah menyebabkan perlekehan terhadap Muslim maupun non-Muslim. Mereka telah memanipulasi idea jihad untuk keuntungan mereka sendiri, dengan mengatakan bahawa jihad harus dilakukan sesuai dengan dasar fiqh Islam.
Maka, melalui konflik Suriah inilah kelompok Salafi-Wahabi seperti punya amunisi untuk menyerang dan menghabisi beliau, dengan harapan ummat (awam) akan menghindar dan menjauh dari karya-karya, buku-buku dan peninggalan ilmu-ilmu beliau yang berasaskan Ahlussunnah wal Jama’ah, sehingga faham Wahabi semakin bebas melenggang membodohi awam.
Selama ini beredar informasi bahwa Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy mendukung pembunuhan terhadap rakyat Suriah oleh tentaranya, hingga ada kabar ada pihak yang mengekspresikan kegembiraan setelah mendengar terbunuhnya Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy saat menyampaikan ceramah di hadapan para murid beliau di masjid al-Iman Damaskus.
Bagaimana sebenarnya posisi Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy terhadap kedzaliman yang terjadi di Suriah? Hal ini boleh lebih dijelaskan dengan melihat fatwa-fatwa beliau yang ditujukan kepada tentara Suriah berikut ini:
Nasim Syam, situs rasmi Masjid Umawi Damaskus yang mana Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy menjadi khatibnya, melalui akun Facebook rasminya menyatakan beberapa fatwa beliau yang ditujukan kepada beberapa tentara Suriah.
Pada 13 Mac 2013 akaun itu menyatakan jawapan Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy terhadap pertanyaan seorang anggota wajib militari Suriah yang masuk berkhidmat pada (09/01/2012) yang mengakui meninggalkan dari tugas kerana takut melakukan pembunuhan ketika ia terus berada dalam militari. Pemuda itu pun bertanya apa hukum syar’i atas keputusannya itu.
Maka Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy pun menjawab: “Kalau engkau tahu dengan perkiraanmu bahwa engkau akan dibebani membunuh jiwa yang tidak bersalah tanpa hak selama keberadaanmu di militari, maka pelarianmu disyariatkan. Namun jika engkau mengetahui bahwa engkau akan ditugaskan untuk mempertahankan dari penjahat yang bertujuan untuk mengancam nyawa tidak bersalah atau menghancurkan bangunan atau merampasnya dari para pemiliknya maka menerima hal itu wajib.”
Sebelumnya pada (05/06/2011) Nashim Syam melansir fatwa nombor 13060 yang menjawab pertanyaan tentara Suriah yang menyebutkan bahwa dia dan rakannya di militari berselisih mengenai keadaan di mana pegawai atasan memerintahkan mereka menembak pendemonstrasi dengan peluru hidup, apakah perintah itu boleh ditaati atau tidak? Penanya juga menyampaikan bahawa jika ia tidak menembak pendemonstrasi maka ia akan dibunuh pegawai atasannya.
Syeikh Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy pun menjawab: “Para fuqaha menyatakan bahwa orang yang dipaksa untuk membunuh tanpa hak, maka ia tidak boleh menuruti siapa yang memaksanya untuk melakukan perbuatan itu, meskipun dia tahu dia akan dibunuh ketika tidak menurutinya. Hal itu dikeranakan dua pelanggaran itu (pemimpin membunuh tentera dan tentera membunuh pendemonstrasi) memiliki darjat bahaya yang sama, maka tidak boleh orang yang dipaksa untuk membunuh mengutamakan kehidupannya daripada nyawa semisalnya yang tak berdosa.”
Dari jawapan-jawapan yang diberikan Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy tersebut dapat dinilai bahawa beliau menentang pembunuhan rakyat tak bersalah oleh tentara Suriah.
Cukuplah bagi kita kaum Ahlussunnah wal Jama’ah untuk menangkis pandangan dan tudingan negatif mereka terhadap Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy, bahawa di belakang Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy ada para ulama yang berkaliber dunia. Mereka diantaranya adalah al-Habib Abubakar Masyhur al-‘Adniy, al-Habib Salim asy-Syathiriy, al-Habib Ali Masyhur bin Hafidz, al-Habib Umar bin Hafidz, al-Habib Ali al-Jufriy, al-Habib Musa Kadzim Assegaf, al-Habib Zaid bin Yahya, al-Habib Abdullah Baharun dan ulama-ulama lainnya yang sangat banyak.
Perlu direnungkan petua Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy berikut ini: “Wahai anakku, jika saja Allah meletakkan kemuliaan dan keagungan pada tukang sapu, nescaya aku pasti menyuruhmu menjadi tukang sampah. Akan tetapi Allah Swt. meletakkan kemuliaan dan keagungan dalam ilmu, maka carilah sekuat tenagamu, karena ilmu menolongmu di saat dunia meremukkanmu dan ilmu melindungimu di saat dunia mencelakaimu.”
Dan kami nyatakan pada kesempatan kali ini bahwa: “Kami adalah kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah yang bermadzhabkan pada salah satu madzhab yang empat dalam bidang fiqih, dan beraqidahkan Asy’ariyyah dan Maturidiyyah serta berkiblat pada Imam Juneid al-Baghdadi dan Imam al-Ghozali dalam bidang tasawwuf. Kami bukan Syi’ah ataupun Wahabi.”
Sya’roni As-Samfuriy, tanggal 23 Mac 2013
— inDamascus, Dimashq.“Hati-hatilah dengan Berita Buruk di Media Mengenai Syekh Al-Bouthiy”
Kebanyakan berita-berita buruk mengenai Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy sengaja disebarkan oleh kelompok Salafi-Wahabi melalui website-website mereka seperti Arrahmah.com, Voa-Islam dan selainnya. Hal itu dilakukan karena mereka memang punya dendam lama terhadap Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy jauh sebelum terjadinya konflik Suriah, kerana Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy dikenal sebagai ulama yang memegang teguh faham Ahlussunnah wal Jama’ah.
Selain itu juga Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy termasuk salah satu ulama yang tegas mengkritisi cara dakwah kaum Salafi-Wahabi yang cenderung menggunakan kekerasan akibat pola fikir mereka yang jumud terhadap ilmu agama Islam. Beliau menulis sebuah kitab yang berjudul “Al-La Madzhabiyyah Akhtaru Bid’atin Tuhaddidu asy-Syari’ah al-Islamiyyah (Tidak Bermadzhab adalah Sebesar-besar Bid’ah yang Mengancam Syari’ah Islamiyah)”, sebagai pukulan keras terhadap kaum Salafi-Wahabi yang tidak mau bermadzhab.
Dalam salah satu kitab karyanya yang paling popular “Al-Jihad fi al-Islam (Jihad dalam Islam), Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy menunjukkan bagaimana pemahaman yang buruk tentang istilah jihad telah menyebabkan perlekehan terhadap Muslim maupun non-Muslim. Mereka telah memanipulasi idea jihad untuk keuntungan mereka sendiri, dengan mengatakan bahawa jihad harus dilakukan sesuai dengan dasar fiqh Islam.
Maka, melalui konflik Suriah inilah kelompok Salafi-Wahabi seperti punya amunisi untuk menyerang dan menghabisi beliau, dengan harapan ummat (awam) akan menghindar dan menjauh dari karya-karya, buku-buku dan peninggalan ilmu-ilmu beliau yang berasaskan Ahlussunnah wal Jama’ah, sehingga faham Wahabi semakin bebas melenggang membodohi awam.
Selama ini beredar informasi bahwa Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy mendukung pembunuhan terhadap rakyat Suriah oleh tentaranya, hingga ada kabar ada pihak yang mengekspresikan kegembiraan setelah mendengar terbunuhnya Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy saat menyampaikan ceramah di hadapan para murid beliau di masjid al-Iman Damaskus.
Bagaimana sebenarnya posisi Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy terhadap kedzaliman yang terjadi di Suriah? Hal ini boleh lebih dijelaskan dengan melihat fatwa-fatwa beliau yang ditujukan kepada tentara Suriah berikut ini:
Nasim Syam, situs rasmi Masjid Umawi Damaskus yang mana Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy menjadi khatibnya, melalui akun Facebook rasminya menyatakan beberapa fatwa beliau yang ditujukan kepada beberapa tentara Suriah.
Pada 13 Mac 2013 akaun itu menyatakan jawapan Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy terhadap pertanyaan seorang anggota wajib militari Suriah yang masuk berkhidmat pada (09/01/2012) yang mengakui meninggalkan dari tugas kerana takut melakukan pembunuhan ketika ia terus berada dalam militari. Pemuda itu pun bertanya apa hukum syar’i atas keputusannya itu.
Maka Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy pun menjawab: “Kalau engkau tahu dengan perkiraanmu bahwa engkau akan dibebani membunuh jiwa yang tidak bersalah tanpa hak selama keberadaanmu di militari, maka pelarianmu disyariatkan. Namun jika engkau mengetahui bahwa engkau akan ditugaskan untuk mempertahankan dari penjahat yang bertujuan untuk mengancam nyawa tidak bersalah atau menghancurkan bangunan atau merampasnya dari para pemiliknya maka menerima hal itu wajib.”
Sebelumnya pada (05/06/2011) Nashim Syam melansir fatwa nombor 13060 yang menjawab pertanyaan tentara Suriah yang menyebutkan bahwa dia dan rakannya di militari berselisih mengenai keadaan di mana pegawai atasan memerintahkan mereka menembak pendemonstrasi dengan peluru hidup, apakah perintah itu boleh ditaati atau tidak? Penanya juga menyampaikan bahawa jika ia tidak menembak pendemonstrasi maka ia akan dibunuh pegawai atasannya.
Syeikh Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy pun menjawab: “Para fuqaha menyatakan bahwa orang yang dipaksa untuk membunuh tanpa hak, maka ia tidak boleh menuruti siapa yang memaksanya untuk melakukan perbuatan itu, meskipun dia tahu dia akan dibunuh ketika tidak menurutinya. Hal itu dikeranakan dua pelanggaran itu (pemimpin membunuh tentera dan tentera membunuh pendemonstrasi) memiliki darjat bahaya yang sama, maka tidak boleh orang yang dipaksa untuk membunuh mengutamakan kehidupannya daripada nyawa semisalnya yang tak berdosa.”
Dari jawapan-jawapan yang diberikan Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy tersebut dapat dinilai bahawa beliau menentang pembunuhan rakyat tak bersalah oleh tentara Suriah.
Cukuplah bagi kita kaum Ahlussunnah wal Jama’ah untuk menangkis pandangan dan tudingan negatif mereka terhadap Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy, bahawa di belakang Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy ada para ulama yang berkaliber dunia. Mereka diantaranya adalah al-Habib Abubakar Masyhur al-‘Adniy, al-Habib Salim asy-Syathiriy, al-Habib Ali Masyhur bin Hafidz, al-Habib Umar bin Hafidz, al-Habib Ali al-Jufriy, al-Habib Musa Kadzim Assegaf, al-Habib Zaid bin Yahya, al-Habib Abdullah Baharun dan ulama-ulama lainnya yang sangat banyak.
Perlu direnungkan petua Syekh Dr. M. Said Ramadhan al-Bouthiy berikut ini: “Wahai anakku, jika saja Allah meletakkan kemuliaan dan keagungan pada tukang sapu, nescaya aku pasti menyuruhmu menjadi tukang sampah. Akan tetapi Allah Swt. meletakkan kemuliaan dan keagungan dalam ilmu, maka carilah sekuat tenagamu, karena ilmu menolongmu di saat dunia meremukkanmu dan ilmu melindungimu di saat dunia mencelakaimu.”
Dan kami nyatakan pada kesempatan kali ini bahwa: “Kami adalah kelompok Ahlussunnah wal Jama’ah yang bermadzhabkan pada salah satu madzhab yang empat dalam bidang fiqih, dan beraqidahkan Asy’ariyyah dan Maturidiyyah serta berkiblat pada Imam Juneid al-Baghdadi dan Imam al-Ghozali dalam bidang tasawwuf. Kami bukan Syi’ah ataupun Wahabi.”
Sya’roni As-Samfuriy, tanggal 23 Mac 2013
1 comment:
Alfatihah
Post a Comment